Kamis, 26 Februari 2009

SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA PEPANTHAN GKJW PASAMUAN MADIUN

I. Pepanthan Demangan

Dalam tahun 1974 (tanggal dan bulan tidak jelas) atas inisiatif Bapak Noto Ismail–anggota majelis GKJW Jemaat Madiun memprakarsai diselenggarakan ibadah minggu untuk warga GKJW Jemaat Madiun yang berdomisili di desa Demangan, desa Josenan dan sekitarnya dengan mengambil tempat sementara ruang tamu, rumah tempat tinggal Bapak Noto Ismail yang sekarang menjadi lokasi greja Demangan.

Prakasa menyelenggarakan ibadah minggu ini didasari para warganya yang kondisinya dalam ekonomi lemah sehingga kesulitan dan perlu mengeluarkan biaya trasportasi untuk ke greja Jl. Jend. Sudirman No.13 Madiun.

Ibadah minggu yang diprakasai Bp. Noto Ismail ini juga didukung Pendeta Nuri Adiwiyata pendeta GKJW Jemaat Madiun, dan setiap penyelenggaraan kebaktian diikuti :

  1. Kel. Bapak Noto Ismail
  2. Kel. Bapak Mislan Bahari
  3. Kel. Bapak Ahmad Kusni
  4. Kel. Bapak Edy Samuri

5. Bapak Widiarto

6. Kel. Bapak Rasiban

7. Kel. Bapak Sastro

Dalam perkembangannya warga GKJW Jemaat Madiun yang berdomisili di desa Demangan, desa Josenan dan Madiun selatan senantiasa bertambah dan dalam tahun 1986 (tanggal dan bulannya tidak jelas) warga dapat membangun suatu bangunan sederhana sebagai gedung greja dengan ukuran 4 x 9 m.

Warga yang hadir terus bertambah, diantaranya :

  1. kel. Bapak Noto Ismail
  2. Kel Bapak Mislan Bahari
  3. Kel. Bapak Edy Samuri
  4. Bapak Widiarto
  5. Kel. Bapak J. S. Parni
  6. Kel. Bapak Soekono Andreas
  7. Kel. Bapak Suparman
  8. Kel. Bapak Sartono
  9. Kel. Bapak Yusuf Soebekti
  10. Kel. Bapak Rasiban
  11. Kel. Bapak Muljono

12. Kel. Bapak Soedardjito

13. Kel. Bapak Djumiran

14. Kel. Bapak Arpudji

15. Kel. Bapak Imam Dwijono Adi

16. Kel. Bapak Soekardjo

17. Kel. Bapak Andreas Saido

18. Kel. Bapak Soebeno

19. Kel. Bapak Sardi

20. Kel. Bapak Soeparwoto

21. Kel. Bapak Soepardi

22. Kel. Bapak Guritno

23. Kel. Bapak Sastro

Karena tempat sudah dipandang cukup sesak, dan didukung tanah yang ditempati gedumg greja telah dibeli Kel. Bapak Dr. Prapto Rahardjo serta dihibahkan kepada GKJW Jemaat Madiun pada tanggal 21 Mei 1991, maka warga berencana membangun gedung greja yang lebih besar.

Pada tahun 1993 greja membeli tanah dari Kel. Bapak Yunus Didik Judianto seluas 110 m, sehingga demikian tanah yang dimiliki greja menjadi 165 m + 110 m = 275 m. Selanjutnya dengan ijin mendirikan bangunan dari Bapak Walikota Madiun tanggal 15 Agustus 1997 No. 643 -413 / 612 /1997 dimulailah pelaksanaan pembangunan gedung greja Demangan pada tanggal 15 September 1997 dengan peletakan batu pertama Bapak Heli safwan, S. Th dan Bapak Pendeta Sakip Prayitno. Dengan keberadaan bangunan 90%, pada tanggal 20 September 1998 gedung greja Demangan telah ditempati kegiatan sampai dengan saat sekarang ini. Pada hari Kamis, tanggal 25 Mei 2006 bersamaan perayaan hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga, maka blok Demangan diresmikan menjadi Pepanthan Demangan.

II. Pepanthan Jiwan

Sejarah singkat greja Jiwan diawali sejak tahun 1985 dengan mengadakan kebaktian anak-anak / sekolah minggu (yang menempati teras rumah alm. Bapak Kosoerjan). Sedang orang tua / dewasa masih kebaktian ke Induk / Madiun. Pada waktu itu dilayani oleh Pendeta Nuri Adiwiyata, SM. Th.

Dari kebaktian minggu anak- anak yang cukup respon dari anak dan orang tua / dewasa ingin mengadakan kebaktian minggu di jiwan dengan tujuan agar semua warga dapat rutin beribadah Minggu, lebih – lebih bagi mereka yang tidak mempunyai transportasi ke Induk.

Dengan ijin majelis maka sejak tahun 1987 sudah melaksanakan kebaktian anak–anak dan dewasa yang baru uji coba 1 bulan 1 x tempatnya di rumah depan alm. Bapak Kasoerjan.

Karena kemauman warga untuk beribadah minggu sangat besar maka sejak tahun 1991 majelis mengijinkan kebaktian minggu ditingkatkan 2 x dalam 1 bulan tempatnya di rumah Sdri. Poespandari (warisan dari Bapak Kasoerjan).

Tahun 1994 dapat membeli tanah sebagian dari milik Sdri.puspandari an. Ketua blok Bapak Andreas Prawoto. Dananya dari warga Jiwan dan subsidi dari keluarga dr. Prapto Rahardjo.

Tahun 2000 dapat menambah beli tanah lagi dari milik Sdri. Puspandari yang diatas tanah ada rumah kecil bekas klinik kesehatan. Tempat kebaktian pindah di rumah tersebut sejak tahun 1995 sampai akhir 2001 dan dilaksanakan setiap minggu

Sejak tanggal 20 Desember 2000 tanah gereja Jiwan sudah di sertifikatkan menjadi milik GKJW. Dengan luas tanah 322m . Pada waktu itu dilayani oleh Pendeta Rudy Sewoyo S. Th. Mulai 6 Januari 2002 tempat kebaktian direnovasi menjadi greja berukuran 7 x 4 m dan selesai pada tanggal 10 Februari 2002 dengan memakanbiaya yang relatif sedikit (Rp.40.000.000;) karena bahannya memakai bangunan lama yang masih bisa dipakai dan dana bantuan dari warga yang berupa material. Pada waktu itu yang sudah menjadi panitia kecil pembangunan adalah :

1. Bapak Drs. S. Soeharsono – (sebagai ketua)

2. Bapak Drs. Bambang Kuntjoro Erwin – (sebagai sekertaris)

3. Bapak Sarwiharja Farida Esa – (sebagai bendahara)

4. Bapak Soerwarno – (sebagai usaha dana)

5. Bapak Paliman – (sebagai pembantu umum)

Panitia kecil ini mempunyai tugas membangun ruang kebaktian anak – anak

Adapun sejak adanya Blok I Jiwan yang menjadi anggota majelis ialah :

  • Pnt. Soewarno
  • Pnt. Soeharjo Hariwoto
  • Dkn. Munadjan Soebagyo
  • Pnt. Andreas Prawoto
  • Dkn. Bambang K. E.
  • Pnt. S. Soeharsono
  • Pnt. Sarwihardjo Farida
  • Dkn. Ny. Wiwik Sisdwiani Bambang
  • Dkn. Ny. Dwi Rahayuningtyas Batoe
  • Dkn. Paliman
  • Dkn. Sulistiyono

*Keadaan warga

Dengan pasang surutnya warga sejak tahun 1972 terdiri dari 15 KK sekarang menjadi 33 KK dengan jumlah warga kurang lebih 80 orang. Mereka tersebar di wilayah kota Madiun, Kab. Madiun, dan Kab. Magetan yang mayoritas berdomisili di desa / Kecamatan Jiwan ada 14 KK.

*Progam Kegiatan Tahunan (PKT)

Blok I Jiwan telah dipercaya mengelola keungan sendiri yang dituangkan dalam PKT sejak tahun 1993 dengan tujuan untuk mendewasakan Blok menjadi pepanthan / jemaat. PKT 2005 RABJ- nya Rp. 20.856.000 (dua puluh juta delapan ratus lima puluh enam ribu rupiah). Pada hari Kamis, tanggal 25 Mei 2006 bersamaan perayaan hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga, maka blok Jiwan diresmikan menjadi Pepanthan Jiwan.

Demikian sejarah singkat keberadaan greja Pepanthan Jiwan. Semoga Tuhan Yesus Kristus sang Kepala Greja selalu memberkati.

III. Pepanthan Kresek

Yang pertama kali memperkenalkan agama kristen didesa Kresek Bapak Tatang H.S. Jiun, beliau waktu itu menjabat sebagai asisten sinder Perhutani di Dungus (Wungu) Th. 1964 sedangkan tanah kelahirannya di Bandung.

Pada tahun 1966 beliau menemui Bapak Abdul Suhud (sekertaris desa Kresek) dan Bapak Rasyid (tokoh masyarakat desa Kresek) dari 2 orang inilah agama kristen mulai diperkenalkan di desa kresek. Karena kedua orang tersebut adalah vigur yang sangat di segani dan di hormati sekaligus juga menjadi panutan perlindungan pada jaman itu. Mendengar kedua tokoh – tokoh masyarakat ini menjadi kristen, maka banyak rakyat desaKresek yang ingin masuk menjadi kristen.

Pada tahun 1968 diadakan baptis massal dirumah Bapak Abdul Suhud sekaligus menjadi tempat ibadah, karena belum ada grejanya. Yang di baptis dewasa ada 2000 jiwa, sedangkan anak – anak 800 jiwa. Hampir seluruh desa kresek menjadi kristen. Waktu itu yang menjadi pendeta adalah Bapak Pendeta Siswoyo Rahardjo.

Sekitar tahun 1970 Bapak Abdul suhud memutuskan keluar dari kristen sambil menghasut sebagian warga jemaat karena kecewa tidak diberi pinjaman uang oleh bendahara jemaat Bapak Cipto Mihardjo. Hal ini diikuti oleh Bapak Rasyid keluar dari agama kristen. Sejak saat itu warga yang merasa takut pada Bapak Abdul Suhud sebagian tidak lagi datang untuk beribadah.

Seiring berjalannya waktu dan perubahan jaman,maka orang memahami bahwa kebebasan uantuk memeluk agama yang diyakini, dilindungi oleh negara dan undang – undang. Karena sebagian warga desa kresek masih banyak yang memeluk agama kristen dan belum mempunyai tempat ibadah lalu desa membelikan tanah seharga Rp. 300.000,- milik Ibu Sariyem diserahkan utuk pembangunan tempat ibadah dengan luas 25 x 25 mditambah halaman.

Kemudian warga bersama –sama memulai pembangunan greja dengan ukuran 8 x 16 mdan pada tahun 1978 dapat diselesaikannya dan berdirilah greja Kresek, maka warga bisa melakukan ibadah hingga sekarang.

IV. Pepanthan Golang.

Bapak Maryono dari Jajar adalah kakak dari Bp.Somo Lamijan yang ada di Golang yang memperkenalkan agama Kristen pertama kali kepada adiknya karena lebih dahulu percaya Kristus.

Bp.Somo Lamijan dan istrinya ibu Saminem beserta 5 orang anaknya akhirnya menjadi pengikut Kristus th.1975. Satu keluarga ini setiap hari Minggu beribadah di Gereja Jajar yang jaraknya kurang lebih 10 km. Ditempuh dengan jalan kaki.

Tahun 1978 bertambah menjadi 5 keluarga salah satunya adalah Bp. Kastopo dari Ngantang Malang yang bekerja di PLTA Golang (menjabat sebagai kepala cabang).

Beliau inilah yang mempunyai inisiastif untuk membangun Greja di Golang,mengingat jarak antara Jajar dan Golang cukup jauh. Rencana inipun disambut warga Golang dengan positif. Akhirnya berdirilah Greja Golang pada Th.1979 diatas tanah milik Bp. Somo Lamijan sekeluarga dengan ukuran 5 x 11 m,yang telah dibeli oleh Bp. Kastopo dan dipersembahkan untuk tempat beribadah. (masa pelayanan Pendeta Nuri Adiwiyata).

V. Pepanthan Kepel.

Pada suatu hari ibu Gianto mendapat berita bahwa ibu Sumiati kakaknya yang berada di Kepel sakit keras, kemudian Beliau datang ke Kepel menjenguk kakaknya dan diajak berdoa dan memperkenalkan Tuhan Yesus sebagai juru selamat manusia.Selang beberapa hari sakitnya sembuh,semenjak sembuh dari sakitnya Ibu Sumiati beserta suaminya Bp. Setro Seban dan ketiga anaknya menjadi pengikut Kristus, kejadian ini pada Th, 1950. Waktu itu grejanya hanya ada di Dungus,jadi dari Kepel ke Dungus (17 km) ditempuh dengan jalan kaki. Setiap Sabtu sore Bp. Setro Seban beserta keluarga sudah berangkat ke Dungus menginap di rumah adiknya untuk mengikuti ibadah hari Minggu di Dungus.

Mendengar bahwa di jajar sudah ada greja, maka Bp.Setro Seban beserta keluarga memutuskan pindah greja Dungus ke greja Jajar,karena jaraknya tidak terlalu jauh ditempuh dengan jalan kaki sekitar dua jam.

Dari satu keluarga Bp. Setro Seban inilah awal agama Kristen di Kepel. Meski perkembangannya tidak secepat dengan saudara-saudaranya yang berada di Jajar, namun seiring perjalanan waktu, Tuhan menambahkan jiwa-jiwa baru yang percaya di Kepel hingga akhirnya warga memutuskan untuk mendirikan gereja sendiri.

Dengan ukuran 7 x 14 m maka berdirilah greja Kepel pada tahun 1974 diatas tanah milik keluarga Bp. Setro Seban yang dipersembahkan bagi Tuhan untuk tempat ibadah. Sedangkan waktu itu GKJW Jemaat Madiun masih dalam pelayanan Bp. Pendeta Siswoyo Rahardjo.

VI. Pepanthan Jajar.

Berawal dari keluarga Bp. Setro Dimedjo yang sudah sakit selama satu tahun, Beliau sudah berobat kemana-mana namun kesembuhan tidak kunjang datang,seluruh harta benda berupa sawah, ladang, hewan ternak dijual habis tetapi tidak juga sembuh. Rasanya pupus harapan Ibu Setro Dimedjo beserta 6 anaknya yang sudah besar-besar dan sebagian sudah berkeluarga, tak tahu lagi kemana harus mencari obat.

Hingga akhirnya suatu malam Ibu Setro Dimedjo bermimpi dalam tidurnya agar menemui Bp. Setro Seban yaitu kakak dari Bp. Setro Dimedjo yang berada di Kepel yang sudah lebih dahulu menjadi Kristen. Pagi harinya Ibu Setro Dimedjo pergi ke Kepel dan mengutarakan maksud dan tujuannya sehubungan dengan mimpinya.

Bp. Setro Seban beserta keluarganya pergi ke Jajar untuk menjenguk adiknya yang sakit. Beliau mengajak berdoa meminta kepada Tuhan agar sakit yang diderita sembuh sambil memberikan pil kina sebanyak 6 butir. Mulai saat itu berangsur-angsur penyakitnya sembuh,kemudian beliau memutuskan menjadi pengikut Kristus.

Setiap hari Minggu keluarga Bp. Setro Dimedjo beserta 2 orang anaknya yang menjada Kristen pergi ke greja di Dungus dengan berjalan kaki (12km). Dengan perjalanan waktu pengikut Kristus di Jajar bertambah menjadi 7 keluarga dalam watu kurang lebih 1 tahun.

Atas prakarsa Pendeta Siswoyo, di jajar didirikan gereja yang berukuran 6 x 16 m diatas tanah persembahan warga milik Ibu Yatemi pada Th.1957, dan yang menjadi majelis pertama kali adalah Bp. Setro Dimedjo.

DATA VIKAR YANG PERNAH BERTUGAS

DI GKJW PASAMUAN MADIUN

No.

Nama

Mulai – sampai (tanggal)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Sdr. Djoko Wahyudi, S.Th.

Sdr. Kukuh Supitono, S.Th.

Sdr. Sumardi, S.Th

Sdri. Hendri Wijayatsih, S.Th.

Sdr. Hery Sukristian,

Sdr. Suryo Atmojo, S.Si.

Sdr. Sesongko sukmo Wiweko, S.Si.

Sdr. Widi Kurnianto, S.Si.

Sdr. Nunung Setyawahana, S.Si.

Sdr. Brata Hardyanto, S.Si.

S/d 1 November 1995

November 1995 s/d

1 November 1997 s/d 1 Mei 1998

1 Maret 2001 s/d 30 September 2001

1 Januari 2002 s/d 1 Juli 2002

1 September 2002 s/d 9 Maret

1 Mei 2003 s/d 31 Januari 2004

Keterangan

Th.1990

Th.1991

Th.1992

Th.1993

Th.1994

Th.1995

Jumlah KK

330

337

346

352

366

375

Anak







a. Laki- laki

255

248

254

241

242

204

b. Perempuan

266

254

259

267

256

175

Jumlah

521

502

513

508

498

379

Dewasa







a. Laki-laki

390

401

412

429

441

393

b. Perempuan

462

477

498

498

519

464

Jumlah

852

878

910

927

960

857

Jumlah warga







a. Laki- laki

645

649

666

670

683

597

b. Perempuan

728

731

757

765

775

639

jumlah

1373

1380

1423

1435

1458

1236

DATA STATISTIK WARGA TH. 1990 – 2005

GKJW JEMAAT MADIUN

Keterangan

Th.1996

Th.1997

Th.1998

Th.1999

Th.2000

Jumlah KK

370

372

398

400

400

Anak






a. Laki- laki

200

186

178

176

207

b. Perempuan

178

166

158

158

181

Jumlah

378

352

336

334

388

Dewasa






a. Laki-laki

349

411

427

427

446

b. Perempuan

462

485

504

504

540

Jumlah

856

896

913

913

986

Jumlah warga






a. Laki- laki

594

597

605

603

653

b. Perempuan

640

615

662

662

721

Jumlah

1234

1248

1267

1265

1374

Keterangan

Th.1996

Th.1997

Th.1998

Th.1999

Th.2000

Jumlah KK

370

372

398

400

400

Anak






a. Laki- laki

200

186

178

176

207

b. Perempuan

178

166

158

158

181

Jumlah

378

352

336

334

388

Dewasa






a. Laki-laki

349

411

427

427

446

b. Perempuan

462

485

504

504

540

Jumlah

856

896

913

913

986

Jumlah warga






a. Laki- laki

594

597

605

603

653

b. Perempuan

640

615

662

662

721

Jumlah

1234

1248

1267

1265

1374

Sumber data dari Statistik GKJW Jemaat Madiun.